SELAMAT DATANG DI SITUS FLASHNET REJOTANGAN

Saturday, November 14, 2009

makalah

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi, yaitu keyakinan atau akidah dan sesuatu yang diamalkan atau amaliah. Amal perbuatan tersebut merupakan perpanjangan dan implementasi dari akidah itu. Islam adalah agama samawi yangbersumber dari Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang berintikan keimanan dan perbuatan.
Keimanan dalam agama islam merupakan dasar atau fondasi yang diatasnya berdiri syariat Islam. Keimanan kita kepada Allah SWT harus terus menerus di pupuk agar semakin kokoh dan kuat, karena ketika keimanan kita terkikis akan menyeret kita kepada kufur.
Kekufuran apabila tertanam dalam jiwa manusia akan menjerumuskan kepada perbuatan yang menyimpang yaitu syirik, khurafat, dan takhayul.
Untuk itulah dalam makalah ini kami mencoba membahasnya agar kita bisa menjaga iman kita dan menjauh dari kekufuran.

B. PEMBAHASAN MASALAH
PENGERTIAN
1. Iman, Kufur, Nifak
2. Tauhid (DZAT), Sifat, Af’al, Rububiyah, Uluhiyah dan Syirik
3. Akidah Yang Benar, Khurafat Dan Takhayul

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimakdsud iman, kufur dan nifak ?
2. Apa yang dimaksud tauhid (Dzat), sifat, af’al, Rububiyah, Uluhiyah dan Syirik ?
3. Bagaimana akidah yang benar, khurafat dan takhayul ?

BAB II
PEMBAHASAN

BEBARAPA PENGERTIAN DASAR
I. IMAN, KUFUR DAN NIFAK
a. Iman
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang berarti tasdiq (membenarkan). Iman ialah kepercayaan dalam hati meyakini dan membenarkan adanya Tuhan dan menbenarkan semua yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Dalam pembahasan ilmu kalam/ilmu Tauhid, konsep iman terbagi menjadi tiga golongan yaitu :
1). Iman adalah tasdiq di dalam hati akan wujud Allah dan keberadaan Nabi atau Rosul Allah. Menurut konsep ini, iman dan kufur semata-mata adalah urusan hati, bukan terlihat dari luar.
Konsep ini banyak dianut oleh madzab Marji’ah, sebagian penganut Jahamiyah dan sebagian kecil Asy’ariyah.
2). Iman adalah tasdiq di dalam hati dan di ikrarkan dengan lidah. Dengan demikian, seseorang dapat digolongkan beriman apabila ia mempercayai dalam hatinya akan keberadaan Allah dan mnengikrarkan (mengucapkan) kepercayaan itu dengan lidah.
Konsep keimanan seperti ini telah dianut oleh sebagian pengikut Muhammadiyah.
3). Iman adalah tasdiq di dalam hati, ikrar dengan lidah, dengan demikian, seseorang dapat digolongkan beriman apabila ia mempercayai dalam hatinya akan keberadaan Allah dan mengikrarkan ( mengucapkan) kepercayaan itu dengan lidah. Konsep keimanan semacam ini dianut oleh Mu’tazilah, khawarij dan lain-lain.
Pembahasan masalah keimanan dalam ilmu tauhid juga menyangkut persoalan apakah iman seseorang dapat bertambah atau sebaliknya. Dalam hal ini, ada dua pendapat yaitu golongan yang menyatakan bahwa iman tidak dapat bertambah atau berkurang, dan golongan lain yang menyatakan bahwa iman seseorang dapat bertambah atau berkurang.
Golongan yang berpendapat bahwa iman itu dapat bertambah atau berkurang menyatakan bahwa iman itu dapat bertambah atau berkurang pada tasdiq dan amalnya. Tasdiq yang bertambah tentu diikuti oleh bertambahnya frekuensi amal perbuatan dan ketaatan. Bertambah atau berkurangnya tasdiq seseorang tergantung pada :
1. Wasilahnya. Kuat atau lemahnya dalil (bukti) yang sampai dan diterima oleh seseorang dapat menguatkan atau melemahkan tasdiqnya.
2. Diri pribadi seseorang itu sendiri, dalam arti kemampuannya menyerap dalil –dalilnya keimanan.
3. Pengamalan terhadap ajaran agama
b. Kufur
Kata kufur atau kafir mempunyai lebih dari satu arti. Adapun yang dimaksud kufur dalam pembahasan ini adalah keadaan tidak percaya atau tidak beriman kepada Allah SWT. Maka orang yang kufur atau kafir adalah orang yang tidak percaya atau tidak beriman kepada Allah baik orang tersebut bertuhan selain Allah maupun tidak bertuhan seperti paham komunis (ateis).
Dengan demikian, kufur merupakan keadaan dimana seseorang tidak mengikuti ketentuan – ketentuan syariat yang telah digariskan oleh Allah. Oleh sebab itu, kufur mempunyai lubang-lubang yang kalau tidak hati-hati seseoramg manusia akan terjerumus kedalam lubang yang menyesatkan, seperti syirik, nifak, murtad tidak mau bersyukur, dan sebagainya.
Allah berfirman :
لـَمْ يَكـُنِ الـَّذِيْنَ كـَفـَرُوْا مِنْ اَهْـل ِالـْكِتـَابِ والـْمُشْرِكِيْنَ مُنـْفـَكـِّيْنَ حَتـَّى تَاتِيَهُمُ الـْبَيـِّنَةُ (البينة :1)
Artinya
“orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyik (menyatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata.” (QS. Al-Bayyinah : 1)

c. Nifak.
Nifak adalah suatu perbuatan yang lahir dan bathinnya tidak sama. Secara lahiriyyah bergama Islam, namun jiwanya atau bathinnya tidak beriman. Munafik adalah orang yang melakukan perbuatan nifak, yaitu orang yang secara lahiriyyah mengaku beriman kepada Allah, mengaku beragama Islam. Bahkan dalam bebrapa hal kelihatan seperti berbuat dan bertindak untuk kepentingan Islam, tetapi sebenarnya hatinya mempunyai maksud lain yang tidak di dasari beriman kepada Allah.
Baik dari segi agama atau moral, sikap ataupun perbuatan munafik dipandang sangat hina. Itulah sebabnya Allah akan menghukum perbuatan mereka dengan dimasukkan ke dalam dasar neraka sebagaimana firman-Nya :

ان المنافقين فى الدرك الأسفل من النارولن تجد لهم نصيرا
Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang munafuk itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka, dan kamu sekali-kali kamu tidak akan mendapat seorangpun bagi mereka”. (QS. An-Nisa’ : 145)

II. TAUHID ( DZAT), SIFAT, AF’AL, RUBUBIYAH, ULUHIYAH, DAN SYIRIK
a. Tauhid (Dzat)
Sebenarnya wujud-Nya Allah itu sudah nyata, bahkan merupakan suatu hakikat yang tidak perlu lagi diragukan persoalannya dan tidak ada jalan untuk memungkirinya.
Sesungguhnya hakikat dari Zat tiu tidak mungkin dapat diketahui dengan akal pikiran manusia dan tidak dapat dicapai keadaan atau kenyataan yang sebenarnya. Sebabnya adalah pikiran manusia tidak dapat menjangkau hal tersebut., sehingga manusia tidak diberi dan tidak ditunjuki cara menemukannya atau perantara untuk mencapainya.
Sesungguhnya Zat Allah masih jauh dari lebih besar dari apa yang dapat dicapai oleh akal ataupun yang dapat diliputi oleh pemikiran-pemikiran. Oleh sebab itu, alangkah tepatnya firman Allah SWT :

(لاتدركه الأبصار وهو يدرك الأبصار وهواللطيف الخبير (الأنعام : ١٠٣

Artinya :
“Allah tidak akan dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan, dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am : 103)
Islam memerintahkan kepada manusia untuk memikirkan ciptaan Allah. Yakni semua yang ada di langit, di bumi dalam dirinya dan sebagainya. Namun Islam melarang memikirkan tentang Zat Allah, sebab hal ini adalah di luar kekuatan akal manusia. Mengenai hal ini Rasulallah SAW bersabda :

تفكروا فى خلق الله ولا تفكروا فى الله فإنكم لن تقدروا قدره
Artinya :
“Berfikirlah mengenai makhluk Allah dan janganlah berfikir mengenai (Zat) Allah sebab kamu semua tentu tidak akan dapat mencapai kadar perkiraannya.”

Dengan demikian, yang perlu ditanamkan dalam keyakinan orang Islam dalam mengesakan Zat Allah ialah dengan meyakini bahwa Zat Allah tidak tersusun dari beberapa jus (bagian). Hal ini disebabkan Zat Allah itu bukan benda fisik (immateri). Zat Allah tidak seperti badan kita dan benda-benda lainnya yang disusun dari bagian-bagian.


b. Tauhid sifat.
Yang dimaksud dengan tauhid sifat ( Esa dalam sifat) ialah bahwa sifat-sifat Allah tidak sama dengan sifat-sifat yang lain dan tak seorangpun yang mempunyai sifat sebagimana sifat Allah. Sifat-sifat luhur yang dimiliki Allah merupakan penetapan dan kesempurnaan keutuhan-Nya serta keagungan illahi-Nya.
Dengan demikian, jelas bahwa segala pikiran yang mempersamakan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya adalah tidak benar. Allah berfirman :

(سبحانهوتعالى عمايصفون (الأنعام : ١٠٠
Artinya :
“Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan”. (QS. Al-An’am : 100)


c. Tauhid Af’al.
Yang dimaksud dimaksud dengan tauhid Af’al atau Esa dalam perbuatan nya ialah bahwa alam semesta ini seluruhnya ciptaan Allah, tidak ada bagian-bagian alam yang diciptakan oleh selain Allah SWT. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam mencipta, memerintah dan menguasai kerajaan-Nya. Allah berfirman :

(لااله الاهوخالق كل شئ ..... (الأنعام : ١٠٢

Artinya :
“Tidak ada Tuhan selain Dia, Pencipta segala sesuatu…..” (QS. Al-An’am : 102)

d. Tauhid Rububiyah.
Ialah suatu keyakinan seorang muslim bahwa alam semesta beserta isinya telah diciptakan oleh Allah SWT dan selalu mendapat pengawasan dan pemeliharaa dari-Nya tanpa bantuan siapapun. Alam semesta dan segala sesuatu yang berada di dalamnya tidak ada dengan sendirinya. Tetapi ada yang menciptakan atau menjadikan. Yaitu Allah.
Allah SWT berfirman :
(ذلكم الله ربكم لااله الاهوخالق كل شئ فاعبدوه وهو على كل شئ وكيل (الأنعام : ١٠٢
Artinya :
“(Yang memiliki sifat yang ) demikian tiu ialah Allah Tuhan kamu, tidak ada Tuhan selain Dia, pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu.”
Dalam firman Allah tersebut, kata Illah itu berarti tuhan dan kata Rob berarti tuhan yang telah menciptakan, mengatur dan mengurus alam semesta.sedangkan Rububiyyah dinisbahkan kepada Rob. Jadi Tauhid Rububiyah ialah meyakini bahwa Allah SWT sebagai Tuhan satu-satunya yang menciptakan mengurus mengatur serta menguasai alam semesta ini. Tidak ada yang dapat menciptakan, mengurus, mengatur dan menguasai aam semesta selain Allah SWT.

e. Tauhid Uluhiyyah
Tauhid uluhiyyah adalah percaya atau meyakini sepenuhnya bahwa Allahlah yang berhak menerima semua peribadahan makhluk dan hanya Allah saja yang sebenarnya harus disembah.
Allah sebagai satu-satunya tempat disembah, bukan berarti Allah berhajat disembah oleh hamba-Nya karena allah tidak membutuhkan bakti, dari makhluk-Nya. Penyembahan disini merupakan wujud ketaatan dan kepatuhan hamba dengan Tuhan, antara makhluk dengan Khaliknya.
Tauhid atau keyakinan semacam ini terlukis di dalam ucapan seorang muslim ketika dia membaca do’a iftitah waktu melaksanakan sholat.
ان صلا تي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين.
Artinya :
“sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku matiku hanya untuk Allah Robbul’alamain.”
f. Syirik.
Syirik adalah perbuatan menyekutukan Allah, sekalipun orang tersebut mempercayai adanya Allah. Karena mencampurbaurkan kepercayaan terhadap Allah dengan kepercayaan terhadap yang lain yang dianggap sebagai Tuhan, sehingga ia tidak sepenuhnya mempercayai ke Esaan dan kemahakuasaan Allah SWT.
Allah berfirman :
(ان الله لايغفر ان يشرك به .....(النساء : ٤
Artinya :
”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa Syirik…..”.(QS. An-Nisa’ : 48)
Rosulullah SAW bersabda :
الشرك أخفى فى امتي من دبيب النمل على الصفا فى الليلة الظلماء. ((رواه الحاكم
Artinya :
“ Syirik dalam umatku sangat samar seperti semut kecil yang terdapat pada batu hitam pada malam yang gelap gulita”. (HR. Hakim)

III. AKIDAH YANG BENAR, KHURAFAT, DAN TAKHAYUL
a. Akidah yang benar
Agama dalam agama Islam adalah merupakan inti pokok yang diajarkan dalam Al-Quran. Karena itu, ajaran akidah yang benar harus sejalan dengan isi kandungan Al-Quran. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah untuk menjabarkan ajaran Tauhid yang terdapat dalam al-Quran melalui bentuk, sikap dan pengamalan atau praktek.
b. Khurafat dan Takhayul.
Khurafat berasal dari kata kharaf yang berarti rusak, rusak akal karena tua. Khurafat artinya omongan dusta yang dipermanis atau omongan dusta yang menakjubkan. Dalam konteks pembahasan ini, khurafat adalah ajaran-ajaran yang bukan-bukan atau kepercayaan yang bukan-bukan.
Adapun takhayul ialah sesuatu yang termasuk khayal, tidak masuk akal atau tidak terbukti dalam kenyataan. Pengertian ini mencakup hal-hal yang biasa berlaku di masyarakat demgan suatu yang sering diistilahkan dengan gugon tuhon. Yaitu kepercayaan masyarakat yang tidak berlandaskan dalil atau didasarkan dalil atau didasarkan ilmu.
Orang yang mempercayai khurafat ataupun takhayul jug tidak berdasarkan ilmu atau dalil yang dapat dijadikan dasar kepercayaan. Mereka yang mempercayai khurafat dan takhayul dikarenakan mereka mengikuti kepercayaan pendahulunya. Mereka sendiri juga tidak yakin benar bahwa apa yang dipercayai itu benar, namun mereka takut menanggung resiko yang seolah-olah akan terjadi. Keraguan dan kekhawatiran mereka justru sebenarnya yang menyebabkan mereka menanggung resiko dari apa yang mereka percayai itu.
Memang kepercayaan khurafat ataupun takhayul dapat tumbuh di berbagai tempat, karena di sengaja oleh setan yang selalu berusaha menyesatkan manusia dari kebenaran. Setan suka menyemai keraguan pada hati manusia. Dari keraguan itu setan lebih mudah untuk menggoyahkan hati manusia untuk dicondongkan ke arah yang seolah-olah apa yang dicondongi oleh manusia merupakan kecondonan yang harus didikuti oleh dirinya. Namun sesungguhnya mereka tidak sadar bahwa setan telah menggoyahkan hati mereka dengan bisikan-bisikan yang menyebabkan mereka condong pada sesatnya kepercayaan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Yang dimaksud :
Iman adalah : kepercayaan dalam hati, meyakini dan membenarkan adanya Allah dan membenarkan semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Kufur adalah : keadaan tidak percaya atau tidak beriman kepada Allah SWT.
Nifak adalah : Suatu perbuatan yang lahir dan bathinnya tidak sama.

2. Sedangkan yang dimaksud :
- Tauhid (Zat) adalah : Kebenaran bahwa wujudnya Allah itu sudah nyata, bahkan merupakan suatu hakikat yangtidak perlu lagi diragukan persoalannya dan tidak ada jalanuntuk memungkirinya.
- Tauhis Sifat adalah : Sifat-sifat Allah tidak sama dengan sifat-sifat yang lain dan tidak seorangpun yang mempunyai sifat sebagaimana sifat-sifat Allah.
- Tauhis Af’al adalah : Esa dalam perbuatannya yaitu bahwa alam semesta ini seluruhnya ciptaan Allah, tidak ada bagian-bagian alam yang diciptakan oleh selain Allah.
- Rububiyah adalah : Suatu keyakinan seorang muslim bahwa alam semesta ini beserta isinya telah diciptakan oleh Allah dan selalu mendapat pengawasan dan pemeliharaan dari-Nya tanpa bantuan siapapun.
- Uluhiyah adalah : Percaya atau meyakini sepenuhya behwa Allahlah yang berhakmenerima semua peribadahan makhluk dan hanya Allah saja yang sebenarnya harus disembah.
- Syirik adalah : Perbuatan menyekutukan Allah, sekalipun orang tersebut mempercayai adanya Allah.


3. Pemahaman tentang :
- Akidah yang benar adalah : Ajaran akidah yang sejalan dengan isis kandungan Al-Quran dan Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.
- Khurafat adalah : Omongan dusta yang dipermanis atau omongan dusta yang menakjubkan.
- Takhayul adalah : Sesuatu yang termasuk khayal, tidak masuk akal atau tidak terbukti dalam kenyataan.

No comments:

Post a Comment

Thanks..